Selasa, 24 Desember 2019

Rezeki Anda Terasa Seret? Baca Wirid dari Habib Umar ini !


Rezeki Anda Terasa Seret? Baca Wirid dari Habib Umar ini! - Rezeki merupakan salah satu anugerah Allah SWT yang diberikan kepada setiap hambanya. Selama ia dikehendaki hidup oleh Allah maka selama itulah rizki akan dianugerahkan. Namun, terkadang pintu-pintu rizki itu tertutup agak rapat sehingga membuat sebagian orang merasa tidak nyaman, bahkan mengeluh.

Oleh karena itu,  perlu adanya ikhtiar bagi seseorang agar pintu-pintu rezeki itu terbuka lebar. Baik ikhtiar dalam bentuk bekerja maupun ikhtiar dalam bentuk doa.

Rezeki Anda Terasa Seret? Baca Wirid dari Habib Umar ini !


Habib Umar bin Hafidz pernah mengajarkan kepada kita tentang suatu wirid atau amalan agar rizki lancar, diberi ketenangan dalam kubur, dibukakan pintu kekayaan serta mengetuk pintu surga. Beliau mengatakan "Bacalah dzikir ini setelah sholat dzuhur sebanyak 100 kali". Dzikir itu berbunyi:

لا إله إلا الله الملك الحق المبين

La Ilaha illallah al-Malikul Haqqul Mubin.

Dzikir itu bersumber dari sebuah hadis riwayat Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:

عَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْفَقْرِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ وَحْشَةِ الْقَبْرِ، وَاسْتُجْلِبَ بِهِ الْغِنَى، وَاسْتُقْرِعَ بِهِ بَابُ الْجَنَّةِ)).

Diriwayatkan dari Alu bin Thalib R.A ia berkara: Rasulullah SAW pernah mengatakan Barangsiapa yang membaca "La Ilaha illallah al-Malikul Haqqul Mubin" sebanyak 100 kali setiap hari maka dzikir itu akan menjadi pelindung dari kafakiran, membuka pintuk kekayaan serta mengetuk pintu surga.

Semoga bermanfaat!!

Selasa, 15 Oktober 2019

4 Cara Islami Mendidik Anak Perempuan Umur 2-3 Tahun

4 Cara Islami Mendidik Anak Perempuan Umur 2-3 Tahun- Pada dasarnya, memiliki anak perempuan atau laki-laki itu sama saja. Semuanya adalah karunia dari Allah SWT. Dan masing-masing juga mempunyai kelebihan tersendiri. Untuk Kamu yang melahirkan anak perempuan jangan bersedih. Jangan menganggap bahwa perempuan itu lemah. Sebaliknya, anak perempuan justru menjadi anugerah terindah dan bisa menjadi penolong bagi orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist shahih:

“Barang siapa diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, kelak mereka akan menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4 Cara Islami Mendidik Anak Perempuan Umur 2-3 Tahun

Ada banyak keutamaan yang dimiliki oleh perempuan. Seorang perempuan yang masih kecil bisa menjadi penyelamat orang tuanya di akhirat kelak. Ketika perempuan sudah menikah dan menjadi ibu, maka surga dibawah telapak kakinya. Oleh itu, kita tidak boleh meremehkan perempuan. Namun demikian, rasul juga mengatakan bahwa penduduk neraka terbanyak adalah perempuan. Sebab memang sifat perempuan yang mudah terjerumus ke dalam hal-hal buruk. Nah, untuk menghasilkan generasi perempuan yang sholehah, hendaklah orang tua mendidik anak-anak perempuannya dengan benar sesuai syariat agama. Berikut ini cara rasulullah mendidik anak perempuan yang bisa kita teladani dan kita contoh.

Pertama, Mengajarkan ilmu Tauhid (konsep ketuhanan)

Dasar dari agama islam adalah ilmu tauhid, yakni konsep tentang ketuhanan. Maka itu, hal pertama yang wajib orang tua ajarkan kepada anak perempuannya yakni tentang Allah. Bahwa Allah itu Tuhan yang menciptakan manusia, dan Allah itu Maha Esa. Ajarkan anak untuk mengucapkan Lailaha illaallah. Caranya dengan mengulang-ngulang terus bacaan syahadat tersebut, setiap hari hingga anak mulai familiar mendengarkannya. Lama-kelamaan anak pasti akan ikut mengucapkannya. Setelah itu, Anda bisa menambahkan kosakata baru yakni Muhammad Darrasullullah, Muhammad adalah rasul utusan Allah SWT.

Dijelaskan dari Ibn Abbas, Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman)

Kedua, Mengajarkan doa-doa harian

Setelah menanamkan ilmu ketauhidan, anak juga perlu diajarkan tentang doa-doa harian. Misalnya doa sebelum dan sesudah makan. Doa tidur, doa bercermin, doa keluar rumah, masuk kamar mandi dan sebagainya. Ajarkan pula kalimat Bismillah kepada anak saat ia hendak melakukan sesuatu. Kemudian ketika urusan itu selesai, berikan contoh untuk mengucapkan Alhamdulillah. Tak lupa juga, ajari anak mengucapkan insyaAllah ketika hendak menjalin janji. Dengan demikian, anak akan terbiasa dan mempraktekkannya hingga dewasa.
Mengajarkan ilmu agama (Solat, Puasa, Mengaji)

Jangan menunggu dewasa untuk belajar agama. Sebaiknya kita mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak semenjak dini. Bahkan saat usianya masih balita, orang tua harus mulai menanamkan nilai-nilai agama. Misalnya saja dengan mengajari anak membaca Al-Quran. Anda bisa menyekolahkan anak di TPQ atau madrasah mengaji ketika usianya menginjak 2-3 tahun.

Sedangkan untuk solat dan puasa, walaupun kewajibannya dilakukan saat anak baligh, namun alangkah baiknya kita ajarkan sejak kecil. Kita bisa memulai mengajarinya tentang kiblat, tata cara berwudhu dan gerakan solat saat usianya menginjak 4-7 tahun. Sedangkan untuk belajar berpuasa bisa dimulai ketika usia 7 tahun. Tidak perlu puasa maghrib dulu, cukup semampuny. Misal dimulai dari puasa dhuhur, kemudian lanjut ke ashar hingga seterusnya.

Perintah  untuk mengajari solat dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad) 

Sedangkan perintah mendidik anak-anak untuk berpuasa dicontohkan oleh Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul. Ia berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ketiga, Mengajarkan berperilaku sopan dan berbakti pada orang tua

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (Q.S Luqman : 14)

Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada anak-anaknya tentang tata cara berperilaku yang baik kepada kedua orang tua. Sebab hal itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Bagaimana anak bersikap kepada bapak ibunya haruslah sopan, bertutur kata lembut, menunjukkan wajah ceria dan patuh kepada perintahnya.

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu menciumnya.” 

Keempat, Mengajarkan Tata cara berpakaian yang islami (menutup aurat)

Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek, aka berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)

Hadist diatas secara gamblang menjelaskan bahwa rasul mengajarkan kepada umatnya yang perempuan, termasuk anak-anaknya untuk berpakaian secara islami. Yakni menutup aurat. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)

Minggu, 07 Juli 2019

3 Bacaan Wirid Sayyidina Ali yang Tidak Pernah Beliau Tinggalkan


3 Wirid Sayyidina Ali - Membaca Wirid atau dzikir merupakan perbuatan terpuji dan selalu dianjurkan kepada seluruh umat Islam. Sebab, dengan Wirid berarti kita ingat kepada Allah, Dzat yang telah menciptakan alam semesta.

Banyak sekali macam bacaan Wirid yang diajarkan oleh baginda yang kemudian ditransmisikan secara turun temurun dari generasi sahabat hingga era kontemporer seperti saat ini.

Dalam hal ini,  ada tiga wirid yang tidak pernah ditinggal oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib semenjak beliau diajarkan, yaitu membaca Subhanallah 33 Kali,  Alhamdulillah 33 Kali dan Allah Akbar 34 kali sebelum tidur. Amalan wirid atau dzikir ini tidak pernah ditinggalkan oleh Sayyidina Ali bin Thalib walaupun pun waktu p3rang.

Wirid Sayyidina Ali

Sebenarnya,  wirid ini berawal dari cerita sayyidah Fatimah yang merasa kewalahan dalam mengurus rumah tangga.

Diceritakan,  suatu malam ketika sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah hendak tidur. Tiba-tiba datang baginda Nabi. Nabi bertanya kepada sayyidina Ali "Mengapa tadi siang Fatimah datang ke rumahku" tanya baginda Nabi. Sayyidina Ali menjawab "ia datang karena sudah lelah memasak menggiling tepung Ya Rasulullah, ia mengurus rumah, berkhidmah pada suami dan anak-anaknya, sehingga tangannya berbekas alat penggiling. Ia mendengar Engkau sedang bagi-bagi pembantu, maka ia ingin meminta satu pembantu untuk membantu pekerjaannya." Nabi menjawab "Maukah kalian aku tunjukkan yang lebih baik dari itu?". Ia wahai Rasulullah,  jawab sayyidina Ali. Nabi bersabda "Jika kalian hendak tidur, maka baca lah subhanallah 33 kali,  Alhamdulillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali,  itu baik daripada pembantu."

Sayyidina Ali berkata, semenjak itu, aku tidak pernah meninggalkan wiridan itu sebelum aku tidur. Bahkan ketika p3rang Siffin berlangsung.

Habib Umar berkata, istiqomah lah membaca wirid ini. Sebab ia akan menyinari hati dan membersihkannya, menolak balak, meningkatkan derajat dan bersambung dengan Ahli Hadroh.

Minggu, 11 Maret 2018

Daftar Nama Surat Dalam al-Quran (30 Juz) Lengkap Dengan Jumlah Ayatnya


Kamis, 22 Februari 2018

3 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Harta Warisan Dibagikan


3 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Harta Warisan Dibagikan- Secara etimologi, kata “Warisan” berasal dari kata “Al-miirats”. Dalam tatanan bahasa arab kata “miirats “ adalah bentuk masdar (infinititif) dari akar kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Kata ini secara bahasa berarti sesuatu yang tersisa (tertinggal), ma yubqi minal asyya’. Sedangkan dalam istilah syara’ (syariat), mirats alias warisan bermakna apa-apa yang ditinggal mati oleh mayit, sedikit ataupun banyak. Dalam al-Quran Allah berfirman:

(لِّلرِّجَالِ نَصيِبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيباً مَّفْرُوضاً) سورة النّساء، 7

Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.”

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum harta warisan dibagikan pada ahli warisnya dan kapan warisan itu dibagi sesuai dengan aturan kitab suci al-Quran. berikut penjelasnanya:

1. Mengambil sebagian harta untuk keperluan perwatan jenazah mayit. Semisal, biaya kain kafan, papan, ongkos penggali kubur dll.

2. Mengambil sebagian harta untuk melunasi segala hutang-hutangnya selama hidup di . baik beruipa hutang uang, zakat, nadzar (berbentuk harta). Hal inii sesuai dengan firman Allah

مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَآرٍّ وَصِيَّةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ) سورة النّساء، 12

Artinya: “sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”

3. Mengambil harta untuk keperluan wasiat. Hal ini apabila memang benar-benar ada wasiat dari mayit. Namun tetap  harus tidak melebihi dari sepertiga harta.

Setelah 3 hal ini sudah dilakukan, maka harta warisan siap untuk dibagikan pada orang berhak (ashabul furudh) sesuai ketentuan dalam al-Quran.